Keputusan yang cepat dan tepat,merupakan awal bagi hasil yang hebat. Tapi, benarkah manusia masih kalah dibanding semut? Dalam urusan mengambil keputusan yang cepat, tepat, dan akurat. Mengapa pula manusia perlu ber guru pada semut?
Ada gula ada semut. Inilah pepatah yang sering kita dengar. Selebihnya, mungkin tidak banyak yang tahu, selama ini semut juga diketahui sebagai mahluk sosial dan pintar. Jadi, tidak heran kalo semut menjadi pengambil keputusan yg andal.
Koloni semut terbukti dapat menganbil keputusan dengan cepat saat berburu mangsa, tidak hanya menentukan jalur lalulintas dari sumber makanan ke sarang. Ini terbukti saat iring-iringan semut berhasil beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya saat iring-iringan semut dihambat.
Untuk menguji kemampuan semut menghadapi masalah, Audrey Dussutour dan timnya dari Univesitas Sydney, Australia pernah melakukan penelitian secara mendalam dan panjang. Salah satunya, mengujicoba meletakan lembaran plastik yang sangat dekat dengan permukaan jalur rombongan semut pemotong daun yang sedang mengangkut mangsa.
Meski ruang di bawah lembaran plastik masih dapat dilalui semut, potongan daun tetap mustahil bagi mereka untuk melaluinya. Dan agar semut tidak mencari jalan memutar jalur sekitarnya pun ditutup. Hasilnya sungguh mengejutkan. Kemacetan tidak terjadi, karena semut-semut segera belajar untuk memotong-motong daun menjadi lebih kecil. Setelah 24 jam, semut tidak hanya memotong, melainkan menggulungnya sehingga lebih mudah dibawa di bawah lapisan plastik yang terlalu sempit.
Hal itu menunjukan bahwa semut benar-benar pengambil keputusan yg hebat. Cepat, tepat, dan akurat. Mereka tidak hanya beradaptasi, namun mengembangkan strategi yang lebih baik. Para peneliti menyatakan, strategi tersebut mungkin dikembangkan dari proses yang disebut Social Fasilitation (kemudahan sosial), hal yang selama ini menjadi sesuatu yang "sulit" bagi manusia.
Ilmu Komunikasi dalam ujicoba tersebut, saat plastik menghalangi, beberapa ekor semut yang sebelumnya membawa daun ukuran besar akan memotong-motongnya agar sesuai dengan ukuran lorong dan tetap berada di dalam lorong. Sementara semut yg belum membawa daun akan bertemu dengannya dan mendapat informasi tersebut. Inilah ilmu komunikasi tingkat tinggi. Benar-benar mengagumkan.
Namun sayangnya, untuk mengetahui bagaimana strategi mulai terbentuk, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Para peneliti sepertinya harus melakukan pengamatan lebih lanjut kepada masing-masing individu, misalnya menandainya menggunaka pewarna, untuk melihat proses pengambilan keputusan itu. Sehingga kita, manusia, bisa benar-benar belajar kebijakan dan strategi dari semut..(Disyacitta N Pratidnia)..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar