Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tak Perlu Jadi Sarjana Ekonomi untuk Sukses”
Penulisan Ilmiah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana cara-cara untuk mencapai kesuksesan. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan Karya Tulis ini, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. E.S. Margianti SE, MM, selaku Rektor Universitas Gunadarma
2. Ir. Toto Sugiharto, Mse,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
3. Iman Murtono Soenhadji.Ph.D, selaku ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi.
4. Jono Saroyo, selaku dosen Bahasa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sering kali kita melihat orang-orang sukses sepertinya mempunyai sedikit masalah dalam mencapai kesuksesannya, padahal sesungguhnya dibalik kesuksesan besar yang dimilikinya tersusun banyak sekli kegagalan-kegagalan yang pernah dialami. Kegagalan-kegagalan tersebut dijadikan guru-guru terbaiknya untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan bijaksana di kemudian hari.
1.2 Permasalahan
Bagaimana cara untuk mendapatkan kesuksesan tanpa perlu jadi sarjana?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apakah kesuksesan dapat diraih tanpa perlu jadi sarjana?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengusaha terkenal Inggris Sir Richard Branson menyarankan kepada para mahasiswa di Queensland, Australia, untuk tidak menghabiskan waktu dan dana guna menjadi sarjana ekonomi agar bisa berhasil menjadi pengusaha.
Wiraswasta terkenal ini juga mengatakan, perekonomian Australia akan bermanfaat bila ada kuota resmi guna memasukkan lebih banyak wanita menjadi dewan direksi perusahaan.
Berbicara sebagai tamu di Sekolah Bisnis Universitas Queensland, Jumat (10/5/2013), Sir Richard mengatakan perlunya dipikirkan untuk mengalihkan dana yang semula diperuntukkan bagi para mahasiswa ke dana wiraswasta guna membantu para mahasiswa jurusan ekonomi.
"Kalau kita bicara mengenai pendidikan bisnis, ada debat yang menarik," kata Sir Richard seperti dilaporkan oleh The Brisbane Times.
Mencapai keberhasilan, lanjutnya, adalah sesuatu yang susah diajarkan di universitas. "Sebagai seorang wiraswasta, kita hanya perlu tahu penambahan, pengurangan, dan pengalian. Itu sudah Anda dapatkan ketika berusia 15 tahun. Yang penting selanjutnya adalah membuat produk yang mau dibeli orang. Anda bisa menggaji orang lain untuk melakukan penghitungan bisnis untuk Anda," kata Sir Richard yang memiliki kerajaan bisnis bernama Virgin tersebut.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L Sastra Wijaya, seorang pengusaha muda bernama Mick Spencer yang juga tampil bersama Sir Richard menyetujui pendapat tersebut.
Menurut pengusaha yang berusia 22 tahun yang mendirikan bisnis On The Go itu, universitas selama ini hanya mencetak mahasiswa untuk menjadi pekerja, bukan pemilik, dan para mahasiswa yang melakukan magang di tempatnya sering mengatakan bahwa mereka belajar lebih banyak di tempat kerja dibandingkan di bangku kuliah.
Ketika berbicara mengenai apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan budaya bisnis Australia, Sir Richard mengatakan sudah waktunya untuk memperhatikan dengan serius pasar Asia karena kedekatan geografis.
Saat berbicara mengenai perlunya peningkatan peran wanita di dunia bisnis, Sir Richard Branson mendorong adanya kuota resmi. Branson memberi contoh di negara-negara Skandinavia yang memaksa perusahaan untuk menempatkan lebih banyak wanita di jajaran direksi. Hal tersebut meningkatkan kesejahteraan di dalam bisnis maupun masyarakat secara keseluruhan.
"Di perusahaan saya sendiri, saya belum berhasil melakukannya. Saya kira ini sesuatu yang harus dipaksakan lewat hukum," kata Branson.
Di Australia pada Maret lalu, seorang anggota dewan Bank Sentral Australia Catherine Tanna mengatakan, kuota jumlah wanita di jajaran direksi adalah ide yang bagus.
"Memang tidak ada wanita muda yang mau diangkat ke satu posisi hanya karena kuota. Namun, dengan semakin bertambahnya usia, sering terlihat banyak wanita hebat yang tidak mendapatkan kesempatan sehingga pemaksaan lewat kuota mungkin harus dilakukan," kata Tanna.
Menurut statistik, 60 persen dari 200 perusahaan terbesar di Australia tidak memiliki satu wanita pun di jajaran manajemen senior pada tahun 2011. Dari 500 perusahaan, hanya ada 12 wanita yang menduduki posisi direktur eksekutif.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi untuk mencapai kesuksesan tidaklah bergantung pada kita sudah sarjana atau belum, kita bisa melatih diri mulai sekarang tanpa harus menghabiskan waktu dan dana untuk mencapai kesuksesan. Yang penting selanjutnya adalah membuat produk yang mau dibeli orang. Kita bisa menggaji orang lain untuk melakukan penghitungan bisnis untuk kita. Menurut beberapa pengusaha, universitas selama ini hanya mencetak mahasiswa untuk menjadi pekerja, bukan pemilik, dan para mahasiswa yang melakukan magang di tempatnya sering mengatakan bahwa mereka belajar lebih banyak di tempat kerja dibandingkan di bangku kuliah.
Sumber :
http://tipsorangsukses.blogspot.com/2013/04/jalan-menuju-kesuksesan.html
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/10/17253623/Tak.Perlu.Jadi.Sarjana.Ekonomi.untuk.Sukses